:-) Assalamu 'alikum warahmatullahi wabarakhatu ::: Selamat Datang saya sampaikan kepada pengunjung blog saya ^_^ ::: Citra Rezki Kusuma :-)

Kamis, 18 Maret 2010

Menjadi Muslimah Sejati


Meretas Kerikil Menuju Kebahagian Hakiki







Mereka sangat cangat cantik, memiliki suara-suara yang indah dan berakhlaq yang mulia. Mereka mengenakan pakaian yang paling bagus dan siapapun yang membicarakan diri mereka pasti akan digelitik kerinduan kepada mereka, seakan-akan dia sudah melihat secara langsung bidadari-bidadari itu. Siapapun ingin bertemu dengan mereka, ingin bersama mereka dan ingin hidup bersama mereka.
Semuanya itu adalah anugrah dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang memberikan sifat-sifat terindah kepada mereka, yaitu bidadari-bidadari surga. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mensifati wanita-wanita penghuni surga sebagai kawa’ib, jama’ dari ka’ib yang artinya gadis-gadis remaja. Yang memiliki bentuk tubuh yang merupakan bentuk wanita yang paling indah dan pas untuk gadis-gadis remaja. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mensifati mereka sebagai bidadari-bidadari, karena kulit mereka yang indah dan putih bersih. Aisyah RadhiAllohu anha pernah berkata: “warna putih adalah separoh keindahan”
Bangsa Arab biasa menyanjung wanita dengan warna puith. Seorang penyair berkata:
Kulitnya putih bersih gairahnya tiada diragukanlaksana kijang Makkah yang tidak boleh dijadikan buruandia menjadi perhatian karena perkataannya lembutIslam menghalanginya untuk mengucapkan perkataan jahatAl-’In jama’ dari aina’, artinya wanita yang matanya lebar, yang berwarna hitam sangat hitam, dan yang berwarna puith sangat putih, bulu matanya panjang dan hitam. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mensifati mereka sebagai bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik, yaitu wanita yang menghimpun semua pesona lahir dan batin. Ciptaan dan akhlaknya sempurna, akhlaknya baik dan wajahnya cantk menawan. Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang suci. Firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: “Dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci.” (QS: Al-Baqarah: 25)
Makna dari Firman diatas adalah mereka suci, tidak pernah haid, tidak buang air kecil dan besar serta tidak kentut. Mereka tidak diusik dengan urusan-urusan wanita yang menggangu seperti yang terjadi di dunia. Batin mereka juga suci, tidak cemburu, tidak menyakiti dan tidak jahat. Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang dipingit di dalam rumah. Artinya mereka hanya berhias dan bersolek untuk suaminya. Bahkan mereka tidak pernah keluar dari rumah suaminya, tidak melayani kecuali suaminya. Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang tidak liar pandangannya. Sifat ini lebih sempurna lagi. Oleh karena itu bidadari yang seperti ini diperuntukkan bagi para penghuni dua surga yang tertinggi. Diantara wanita memang ada yang tidak mau memandang suaminya dengan pandangan yang liar, karena cinta dan keridhaanyya, dan dia juga tidak mau memamndang kepada laki-laki selain suaminya, sebagaimana yang dikatakan dalam sebuah syair: Ku tak mau pandanganmu liar ke sekitar jika kau ingin cinta kita selalu mekar.
Di samping keadaan mereka yang dipingit di dalam rumah dan tidak liar pandangannnya, mereka juga merupakan wanita-wanita gadis, bergairah penuh cinta dan sebaya umurnya. Aisyah RadhiAllohu anha, pernah bertanya kepad Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam, yang artinya: “Wahai Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam, andaikata engkau melewati rerumputan yang pernah dijadikan tempat menggembala dan rerumputan yang belum pernah dijadikan tempat menggambala, maka dimanakah engkau menempatkan onta gembalamu?” Beliau menjawab,”Di tempat yang belum dijadikan tempat gembalaan.” (Ditakhrij Muslim) Dengan kata lain, beliau tidak pernah menikahi perawan selain dari Aisyah.
Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam bertanya kepada Jabir yang menikahi seorang janda, yang artinya: “Mengapa tidak engkau nikahi wanita gadis agar engkau bisa mencandainya dan ia pun mencandaimu?” (Diriwayatkan Asy-Syaikhany)
Sifat bidadari penghuni surga yang lain adalah Al-’Urub, jama’ dari al-arub, artinya mencerminkan rupa yang lemah lembut, sikap yang luwes, perlakuan yang baik terhadap suami dan penuh cinta. Ucapan, tingkah laku dan gerak-geriknya serba halus.
Al-Bukhary berkata di dalam Shahihnya, “Al-’Urub, jama’ dari tirbin. Jika dikatakan, Fulan tirbiyyun”, artinya Fulan berumur sebaya dengan orang yang dimaksudkan. Jadi mereka itu sebaya umurnya, sama-sama masih muda, tidak terlalu muda dan tidak pula tua. Usia mereka adalah usia remaja. Alloh Subhanahu wa Ta’ala menyerupakan mereka dengan mutiara yang terpendam, dengan telur yang terjaga, seperti Yaqut dan Marjan. Mutiara diambil kebeningan, kecemerlangan dan kehalusan sentuhannya. Putih telor yang tersembunyi adalah sesuatu yang tidak pernah dipegang oleh tangan manusia, berwarna puith kekuning-kuningan. Berbeda dengan putih murni yang tidak ada warna kuning atau merehnya. Yaqut dan Marjan diambil keindahan warnanya dan kebeningannya.

Aina... Jilbab Kaos
Sporty & Dinamis untuk anda yang tampil Aktif.
Semoga para wanita-wanita di dunia ini mampu memperoleh kedudukan untuk menjadi Bidadari-Bidadari yang lebih mulia dari Bidadari-Bidadari yang tidak pernah hidup di dunia ini. Wallahu A’lam

Kamis, 04 Maret 2010

kunci sukses menuju akhwat



Kata akhwat sungguh tidak rancu di telinga kita.


















Khususnya buat para remaja muslim,bukan berarti orang-orang tua juga gak tau.ya,bisa di bilang khususnya bagi umat muslim.









Sangat susah menjadi akhwat,selain syaratnya yang banyak,juga perawatannya yang banyak. eh,kok perawatan ya.salah salah.penjagaannya.



Banyak orang-orang yang antipati dengan kata akhwat,mereka berpikir akhwat tu terkekang,sumpek,atau yang lainnya la.
Ternyata gak seperti itu lo.....akwat tu selain anggun dan menawan,juga terkesan sopan he he he.................







Pada hakikatnya akhwat dan cewek tu berbeda.
Entah kenapa setiap saya melihat aseorang akhwat yang memakai kerudung dan dengan gayanya yang kalem,hati ini terasa lebih tenang.






Namun di sisi lain banyk juga orang yang memanfaatkan kata akhwat atau bahkan bukan hanya katanya,tetapi juga identitasnya. Misalnya saja orang yang sengaja menutupi tubuh nya,tetapi jika di luar dia tidak menunjukkan sikap-sikap akhwat yang baik.






Ada 2 tipe cewek yang menganggap bahwa dirinya akhwat,tetapi sebenarnya dia hanya la seorang wanita,antara lain:



1.Akwat apabila di lingkungan tertentu saja. Misalnya rumah,sekolah,atau tempat-tempat lainnya.



Hal ini lah yang sering membuat nama akhwat menjadi jelek di masyarakat. Sehingga kadang masyarakat banyak mengatakan "alah,jilbabnya itu hanya sebagai formalitas saja"


2.Akhwat baik di luar maupun di dalam
Nah,ne la yang menjadi idaman setiap wanita yang memiliki kesadaran diri untuk menjadi orang islam yang sesungguhnya.
kedua hal ini lah yang masih menjadi kontroversi bagi wanita-wanita islam.
Mungkin hanya sekian dulu catatan dari saya.Kritik dan saran masih di butuhkan lo........